Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "


Treponema pallidum penyebab sifilis



Di negara berkembang seperti Indonesia dengan kondisi yang padat penduduk rentan sekali terinfeksi berbagai penyakit. Salah satunya adalah penyakit sifilis yang penyebabnya disebabkan karena perilaku sex bebas, hubungan sesama jenis dan juga hubungan sex yang tidak higiene.
            Penyakit sifilis ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum dari kelas spirochaeta
( merupakan suatu kelompok besar yang bersifat heterogen, meliputi organisme berbentuk spiral yang motil). Salah satu familia, yaitu Spirochaetaceae dari ordo Spirochaetales. Treponema pallidum menginfeksi hampir semua jaringan tubuh, mengakibatkan manifestasi klinik yang sangat berfariasi. Oleh karena itu, bakteri ini disebut the great imitator.
            Pada kasus ini belum ditemukan vaksin yang dapat mencegah terjadinya penyakit sifilis. Dilihat dari resiko yang ditimbulkan maka dari itu harus dilakukan pencegahan dan pengendalian,

A.       Morfologi Treponema pallidum
            Treponema pallidum termasuk dalam bakteri gram negatif berbentuk spiral, dengan ukuran panjang 5-10 µm (rata-rata 10-13 µm) dan tebal 0,1-0,2 µm (rata-rata 0,1-0,15 µm). Lilitan spiralya tertata dengan jarak 1 µm satu sama lainya.
Susuna Treponema pallidum (bobot kering) kira-kira adalah 70% protein, 20 % liipid dan 5 % karbohidrat.
            Organisme ini bergerak secara aktif dengan mengadakan rotasi secara terus-menerus pada filamen aksialnya yang sentral meskipun telah menambatkan pada sel hospes dengan ujungnya yang meruncing. Treponema pallidum dapat bergerak selama 3-6 hari pada suhu 25ºC. Di dalam darah lengkap atau plasma yang disimpan pada suhu 4ºC, organisme ini tetap viabel selama sedikitnya 24 jam, yang secara potensial penting pada tranfusi darah.
            Telah dipostulasikan daur hidup Treponema pallidum, termasuk stadium granular dan badan serupa kista yang berbentuk bulat, disamping bentuk Spirochaeta. Kemampuan Triponema pallidum untuk sesekali menembus saringan bakter diperkirakan akibat stadium granular.
            Treponema pallidum merupakan organisme yang  mempunyai rentang optimal yang sempit, yaitu tentang pH optimal (7,2-7,4), rentang Eh (-230 sampai -240 mV), dan rentang suhu (30-37ºC). Bakteri ini diinaktifkan secara cepat dengan pemanasan sedang, keadaan dingin, kekeringan dan oleh sebagian desinfektan.
            Bakteri ini bersifat mikroaerofilik dan membutuhkan keadaan oksigen redah (1-4%).
Bakteri ini dengan zat warna anilin tidak terwarnai dengan baik, tetapi mampumereduksi perak nitrat menjadi logam perak, yang diletakkan pada permukaan                                                                                                                                               bakteri, sehingga di dalam jaringan dapat diperlihatkan bakteri yang dikenal denganimpregnasi perak menurut Levaditi.




B.       Patogenesis Treponema pallidum
            Manusia merupakan hospes alami satu-satunya bagi Treponema pallidum, dan infeksi terjadi akibat kontak seksual. Treponema pallidum yang merupakan patogen yang paling virulen terhadap manusia, menyebabkan sifilis venerik pada manusia dan menimbulkan lesi pada kulit dan testis.
            Organisme ini menembus selaput mukosa atau memasuki kulit yang mempunyai luka kecil. Setelah berada di dalam hospes,organisme tersebut terlokalisasi pada tempat masuknya dan mulai memperbanyak diri.
Treponema pallidum segera memasuki aliran darah dan pembuluh limfe kemudian tersebar ke jaringan lainnya. Dengan demikian, sejak awal sifilis merupakan penyakit yang menyerang seluruh bagian tubuh, menyerang jaringan meliputikelenjar limfe, kulit, selaput mukosa, hati, limfa, ginjal, jantung, tulang, laring, mata, otak, selaput otak, dan susunan saraf pusat. Pada wanita lesi awal biasanya terdapat pada labia, dinding vagina atau pada serviks, sedangkan pada pria lesi awal terdapat p[ada batang penis atau pada dlans penis. Lesi primer dapat pula terjadi pada bibir, lidah, tonsil, atau daerah kulit lainya.

C.    Jenis pemeriksaan laboratorium
1.         Spesimen
         Spesimen yang digunakan dapat berasal dari cairan jaringan yang diambvil dari lesi superfisial dini untuk memperlihatkan adanya bakteri spirochaeta, sedangkan serum digunakan untuk uji serologik. Kadang dapat diperlihatkan adanya spirochaeta dari bahan biopsi. Dari bahan tersebut yang paling umum dilakukan adalah dengan pewarnaan perak (Levaditi).
2.         Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap
         Pada pemerikdsaan sifilis pemeriksaan mikroskop lapangan gelap merupakan pemeriksaan metode paling cepat dan langsung untuk menegakkan diagnosis. Pemeriksaan transudat serosa lesi lembab atau basah, karena lesi dapat menunjukkan jumlah Treponema yang paling banyak.
          Lokasi pengambilan harus dibersihkan dengan larutan garam faal dan dilakukan abrasi dengan kasa secara hati-hati pada sehingga tidak timbul perdarahan yang nyata. Kemudian eksudat serosanya diperiksa dengan miroskop lapangan gelap atau kontras fase dengan memakai kaca objek yang ditutup dengan deck glass (dapat ditambahkan setetes garam faal nonbakterisidik bila sediaan terlalu tebal) untuk mencari spirochaeta motil yang khas.
          Treponema pallidum akan tampak seperti pembuka tutup botol (corkscrew), dan akan bergerak seperti spiral, dengan undulasi yang khas pada titik tengahnya.
3.         Imunofluoresensi
          Cairan jaringan atau eksudat disebarkan pada kaca objek, dikeringkan di udara. Sediaan difiksasi, diwarnai dengan serum antitreponemal berlabel fluroresein, dan diperiksa dengan mikroskop imunofluoresensi untuk mencari spirochaeta yang khas.

D.   Pengobatan
                      Obat pilihan untuk semua stadium sifilis adalah penisilin. Organisme ini mempunyai replikasi yang lambat, sehingga diperlukan anti mikroba yang mempunyai sifat treponemisid jangka panjang meskipun ada alternatif lain selain penisilin, tetapi pengobatan nonpenisilin tidak dianjurkan pada ibu hamil  tau yang disertai HIV.
                Penisilin dengan kerja jangka panjang digunakan untuk mempertahankan kadarnya yang tinggi dalam serum selama 7-10 hari. Infeksi dapat diobati dengan prokain ppenisilin G. Bila terdapat alergi terhadap penisilin, maka terdapat obat alternatif yaitu eritromisin dan sefalosporin. Dosis yang diberikan tergantung stadium infeksinya.
                Semua penderita sifilis harus mengalami uji nontrreponemal kuantitatif serial pada bulan ke-3, ke-6 dan ke-12. Atau dengan kata lain dilakukan follow-up dan pengobatan ulang.

Pengobatan ulang harus dipertimbangkan bila:
1.         Tanda dan gejala klinik sifilis menetap atau kambuh 
2.         Terdapat kenaikan kadar titer uji nontreponemal 
3.         Apabila uji RPR positif selama 12 bulan pada sifilis primer, 24 bulan pada sifilis sekunder dan 5 tahun pada sifilis lanjut.




A.     Kesimpulan
1.      Sifilis merupakan salah satu penyakit yang sedang meningkat di negara berkembang yang salah satunya adalah Indonesia.
2.      Penyakit sifilis disebabkan infeksi oleh bakteri Treponema pallidum.
3.      pengobatan penyakit sifilis dapat dilakukan dengan pemberian penisilin dan sampai sekarang belum ditemukan vaksin untuk pencegahannya.

B
A.     Saran
 Dilihat dari banyaknya akibat yang ditimbulkan dan belum adanya vaksin untuk mencegah penyakit sifilis sebaiknya dilakukan:
 Penyuluhan atau edukasi penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks,    termasuk penggunaan kondom dan higiene seks.
2.          Pengobatan segera dan adekuat pada semua kasus yang ditemukan.
3.          Monitoring terhadap sumber infeksi dan kontak sehiingga mereka dap[at diobati
4.          Pengobatan pasangan seks dan secara epidemologi
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Adam Muiz mengatakan...

Ijin share gan
Game Android

Unknown mengatakan...

Komplit sekali
Jenis Bakteri Treponema

Posting Komentar