Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

5 Tsunami Paling Mematikan di Jepang

5 Tsunami Paling Mematikan di Jepang



AFP PHOTO / MIKE CLARKE Sebuah pesawat terserak bersama sampah lain yang tergulung tsunami di dekat Bandara Sendai di Natori, perfektur Miyagi, Jepang, 13 Maret 2011, dua hari setelah gempa berkekuatan 8,9 skala Richter menggoncang wilayah tersebut.
KOMPAS.com - Jepang adalah salah satu negara yang berada di wilayah "Cincin Api Pasifik", wilayah sepanjang 40.000 km berbentuk sepatu kuda yang membentang melewati Indonesia, Jepang, Chile, Meksiko dan beberapa negara lain. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, besar potensi Jepang mengalami gempa bumi yang bisa berakibat pada tsunami.
National Geophysical Data Center (NGC) National Oceanic and Atmospheric Administration mencatat, beberapa gempa di Jepang telah mengakibatkan tsunami yang mematikan. Jika ditotal, lebih dari 100.000 orang tewas akibat gempa diikuti tsunami. Terakhir, tsunami terjadi Jumat 11 Maret 2011 setelah gempa berkekuatan 9 mengguncang negeri itu.
Berikut merupakan daftar tsunami paling mematikan berdasarkan data NGC NOAA. Tsunami yang pertama kali terdata lembaga itu terjadi pada 29 November 684 dengan ketinggian gelombang mencapai 3 meter, terjadi akibat gempa berkekuatan 8,4 skala magnitud di Nankaido. Daftar tsunami paling mematikan di Jepang di bawah ini belum mencakup tsunami Jumat lalu.
1. Tsunami tahun 1498 Tsunami paling mematikan di Jepang terjadi pada 20 September 1498 dengan sumber dari wilayah Laut Enshunada. Tsunami terjadi akibat gempa berkekuatan 8,3 skala magnitud. Sebanyak 31.000 orang tewas dalam bencana alam ini, disertai dengan rusak parahnya 1000 rumah di wilayah sekitar.
2. Tsunami tahun 1707 Tsunami kedua paling mematikan terjadi di wilayah Nankaido pada 28 Oktober 1707, kurang lebih pada pukul 5 pagi. Korban tewas mencapai 30.000 orang dengan 29.000 rumah hancur. Tsunami ini terjadi akibat gempa yang sebelumnya mengguncang dengan kekuatan 8,4 skala magnitud.
3. Tsunami tahun 1896 Tsunami mematikan selanjutnya menewaskan 27.122 orang, melukai 9247 orang serta merusak 11.000 rumah. Tsunami terjadi pada 15 Juni 1896 kurang lebih pada pukul 10.33 waktu setempat. Tsunami terjadi terjadi di wilayah Sanriku dan merupakan akibat dari gempa berkekuatan 7,6 skala magnitud.
4. Tsunami tahun 1771 Tsunami ini terjadi di Ryuku Islands setelah gempa berkekuatan 7,4 skala magnitude terjadi. Tepatnya, tsunami terjadi pada tanggal 24 April 1771. Tsunami menewaskan 13.486 jiwa dengan jumlah kerusakan rumah mencapai 3237.
5. Tsunami tahun 1586 Tsunami ini menewaskan 8.000 orang. tsunami terjadi di Pantai Ise, tepatnya pada tanggal 18 Januari 1586. Tsunami terjadi akibat gempa berkekuatan 8,2 skala magnitud. Tidak ada catatan tentang jumlah rumah yang hancur dan waktu persis kejadian tsunami tersebut.
Sejauh ini, telah terjadi 345 kejadian tsunami. Sementara tsunami yang terjadi Jumat lalu adalah tsunami terakhir yang terdata dan berdasarkan data terkini telah menewaskan 2000 orang lebih. Koreksi terakhir oleh Badan Meteorologi dan Geofisika Jepang, tsunami terjadi akibat gempa berkekuatan 9 skala magnitud.
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Matikan Lampu Satu Jam pada 26 Maret

Matikan Lampu Satu Jam pada 26 Maret


Pemadaman listrik selama satu jam pada peringatan earth hour di Kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Sabtu (27/3/2010) malam. Kegiatan serupa juga dilakukan di berbagai belahan bumi sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi bumi yang semakin panas.
KOMPAS.com — Tahukan Anda tentang Earth Hour? Perayaan Earth Hour merupakan sebuah gerakan global untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk mematikan lampu dan alat elektronik selama 1 jam.
Perayaan Earth Hour dilaksanakan setiap hari Sabtu minggu ketiga pada bulan Maret. Pelaksanaannya dilakukan mulai pukul 20.30-21.30 waktu setempat. Tahun ini, perayaan Earth Hour jatuh pada tanggal 26 Maret 2011.
Awalnya, perayaan ini adalah kampanye kolaborasi WWF Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett untuk kota Sydney, Australia. Tujuannya  untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di kota itu sebanyak 5 persen pada 2007. Hingga tahun lalu, 128 negara telah terlibat perayaan ini.
Nyoman Iswarayoga, Director Climate and Energy Program WWF Indonesia, mengatakan, "Tahun ini ada yang berbeda dari perayaan Earth Hour. Jika tahun lalu hanya 60, maka tahun ini jadi 60+. Artinya, setelah 60 menit mematikan lampu selanjutnya menjadi gaya hidup."
"Kita mengharapkan, setelah perayaan Earth Hour orang bisa menyadari perlunya penghematan pemakaian energi. Orang bisa mengubah gaya hidupnya," lanjutnya dalam konferensi pers perayaan Earth Hour di Sheraton Media Hotel & Towers, Jakarta, Selasa (1/3/2011).
Untuk merangkul sebanyak mungkin individu, WWF Indonesia mengadakan road show di beberapa kota, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Bali. Road show bertujuan untuk merangkul komunitas agar bisa membantu menggerakkan masyarakat sekitar berpartisipasi dalam Earth Hour.
Setelah Earth Hour, Nyoman mengajak setiap orang untuk mengubah gaya hidup dari tindakan kecil. "Misalnya kita bisa tahu apakah lampu yang menyala di rumah atau kantor sebenarnya diperlukan atau tidak. Lalu kalau ke supermarket bisa bawa tas sendiri atau harus minta tas plastik," paparnya.
Perubahan gaya hidup, menurut dia, bisa dimulai di tingkat perusahaan ataupun rumah tangga. Budaya perusahaan yang diperkenalkan kepada karyawan bisa dibawa dan ditularkan karyawan ke tingkat rumah tangga dan lingkungan sekitarnya. Mekanisme sebaliknya pun bisa terjadi. Ayo rayakan 60+ Earth Hour!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

go green Indonesia

http://www.worldwatch.org/resources/go_green_save_green

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS